Minggu, 03 Januari 2010

SKENARIO TERJADINYA KERANJINGAN TERHADAP KUBURAN

Syaikh Abdullah bin Abdullah bin Humaid, Imam dan Khathib al-Masjid al-Haram
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan seluruh makhluk dengan qudrat-Nya, yang dengan iradat-Nya memudahkan mereka sesuai dengan apa yang telah ditakdirkan bagi mereka, dan yang dengan hikmah dan rahmatNya menunjuki kepada mereka dua jalan (jalan kebajikan dan kejahatan).
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; sebagai pengakuan atas keesaan-Nya dan Aku bersaksi bahwa sayyid/penghulu dan Nabi kita, Muhammad, adalah hamba dan Rasul-Nya, Nabi Pembawa rahmat, penunjuk jalan umat, dan penyingkap awan kegelapan yang menyelimuti umat dengan seizin Rabbnya. Tiada seorangpun yang memiliki jalan selain jalan yang telah ditunjuki oleh beliau; maka barang-siapa yang menempuh jalan yang telah ditunjuki oleh beliau tersebut maka Allah akan mengkaruniainya cahaya dalam penglihatannya (bashirah) dan barang-siapa yang menyimpang dari jalan tersebut, maka orang tersebut telah tenggelam ke dalam kegelapan dan akan terus goyah dalam keraguannya. Shalawat Allah, salam serta berkah Nya semoga selalu tercurah atas beliau, para shahabat, keluarganya, dan para tabi’in serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dan berjalan di atas petunjuk dan sunnahnya.
Amma ba’du; Zaman ini dijuluki oleh orang sebagai zaman ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), zaman perkembangan ilmiah dan ma’rifat, zaman dimana ilmu pengetahuan maju dengan sangat pesat dan menakjubkan. Negara-negara kecil maupun besar berlomba-lomba dalam menciptakan suatu penemuan dan ciptaan serta sains baru.
Tetapi sungguh aneh, zaman yang identik dengan kehidupan serba logika, materi, ilmu pengetahuan serta penemuan-penemuan baru, ditambah lagi adanya ayat-ayat serta bukti-bukti di jagat raya dan pada diri manusia itu sendiri yang Allah tampakkan kepada mereka; meskipun demikian, realitasnya mereka masih tenggelam dalam dunia maya, dajjalisme dan khurafat. Penyimpangan demi penyimpangan serta kesesatan tersebar secara meluas. Syirik dengan berbagai bentuknya dilakukan di berbagai belahan bumi. Berhalaisme bertebaran di timur dan barat bahkan lebih tragis lagi, syaithan pun disembah secara terang-terangan di zaman ini sehingga perdukunan, sihir dan paranormalisme semakin digandrungi dengan berbagai bid’ah, kesesatan dan pembodohan yang ditawarkan. Sedangkan sebagian dari umat Islam yang lain telah terjangkiti oleh bagian yang tidak bisa dianggap enteng dari hal itu. Mereka keranjingan (hidup bergantung) terhadap kuburan, para penghuni-nya telah lama berkubang dengan tanah dan meminta pertolongan (dalam musibah yang mereka alami) kepada para penyihir dan paranormal.
Di antara ajaran agama yang mendasar (primer) untuk diketahui adalah bahwasanya mentauhidkan Allah dan mengkhususkan ibadah hanya kepada-Nya semata merupakan prioritas agama paling utama dan hal yang paling agung yang menjadi tumpuan perhatian para mushlihin (reformis) .
Berikut ini kami akan paparkan salah satu bentuk dari berbagai bentuk penyimpangan yang amat menjijikkan. Penyimpangan yang teramat sangat menyelimuti sebagian otak manusia manakala posisinya sudah amat jauh dari naql (wahyu) yang shahih dan akal yang jernih/prima dimana sebagai imbasnya kemudian, mereka malah menyandarkan nasib kepada hasil mimpi-mimpi yang mereka alami. Belum lagi kondisi tersebut bertentangan dan menyalahi syari’at, anti tauhid dan mencemarkan kedudukan penghulu para rasul Allah, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
BENTUK-BENTUK KESESATAN YANG TERJADI
Salah seorang dari mereka berkata: “Aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lantas beliau bersabda kepadaku: ‘Jika engkau memiliki hajat dan ingin melakukannya maka bernadzarlah untuk si fulanah meskipun sebanyak satu fils (sejenis uang pecahan-penj) niscaya hajatmu tersebut akan terlaksana'.
Kenapa mesti terjadi ketergantungan dengan kuburan dan orang-orang mati yang telah dikuburkan seperti ini? Ketergantungan semacam ini sampai-sampai membuat mereka tidak dapat berfikir kenapa kuburan seseorang bisa menjadi banyak dan berada di beberapa negara. Akan tetapi para penyesat manusia tidak kehilangan akal dalam mencari alasan atas adanya hal tersebut yang tentunya amat kontradiksi. Mereka mengatakan: “Sesungguhnya bumi bagi jasad-jasad para wali ibarat air bagi ikan dimana ia bisa muncul di beberapa tempat, sehingga dengan begitu, setiap tempat yang dikatakan di sana ada nabi atau wali yang shalih ia akan dikunjungi”. Kemudian bertebaran dan semakin banyaklah kuburan-kuburan. Ada di antara tempat-tempat tersebut yang dinisbatkan kepada orang yang salah atau tempat yang salah. Dalam satu kota saja di sebagian negara kaum Muslimin terdapat lebih dari tiga ratus kuburan yang dikeramatkan. Sementara dalam satu negara terdapat lebih dari enam ratus ribu buah. Di satu tempat terdapat pertunjukan yang dinamakan dengan pertunjukan tujuh puluh tujuh wali.
SKENARIO BAGAIMANA KERANJINGAN TERHADAP KUBURAN TERJADI PADA SESEORANG
Wahai kaum Muslimin! Cobalah kalian merenungi bagaimana skenario yang dibuat sehingga seseorang keranjingan terhadap kuburan berikut ini:
• Skenario pertama dimulai dengan mengagumi keshalihan dan ketaatan seseorang kemudian menjadi suatu keyakinan akan agung dan dekatnya kedudukan di sisi Allah.
• Kemudian hal itu dilanjutkan dengan mengunjungi kuburannya tetapi bukan dalam rangka mengingat akhirat dan menjadi i’tibar/pelajaran tetapi merupakan suatu keyakinan akan keberkahan si penghuni kuburan dan tempatnya.
• Ketika itu baru timbul di hati orang-orang awam dan semi awam untuk berdoa kepada Allah di sisi kuburannya dengan harapan doa tersebut dikabulkan di tempat itu.
• Setelah itu, secara bertahap timbul keyakinan bahwa tempat tersebut sangat berkah sehingga mereka mengusap-usap dan menciuminya.
• Kemudian dari hanya sekedar berdoa kepada Allah di sisi kuburan tersebut menjadi berdoa kepada Allah dengan perantaraan keberkahan tempat tersebut, begitu juga untuk bersumpah sehingga jadilah tempat tersebut sebagai wasilah dan perantara dalam meminta syafa’at kepada Allah dengan alasan tempat tersebut suci, mulia dan muqarrab (memiliki kedekatan dengan-Nya), dan akhirnya dianggap memiliki kedudukan tersendiri di sisi Allah.
• Setelah itu, keyakinan seperti ini meningkat menjadi lebih besar lagi; (mereka mengatakan) selama tempat ini mulia dan memiliki kedudukan khusus di sisi Allah, maka tentunya tidak mustahil bila Allah memberikannya kekuatan ghaib untuk mengatur sebagian urusan dan kondisi alam semesta. Karena itu, kemudian (orang yang ber-keyakinan demikian) meminta, berharap, takut, minta pertolongan dan bantuan kepadanya.
• Akhirnya berubahlah keyakinan untuk menjadikan kuburan si fulan tersebut sebagai pemilik rahasia yang membuat jiwa dan hati takut kepadanya serta membuat akal oleng dan berdecak kagum, lantas dijadikanlah sebagai tempat tujuan beri’tikaf, berkeliling di sekitarnya, lentera-lentera dinyalakan, tirai-tirai dipasang, masjid dibangun di atasnya, diciumi dan diusap-usap, disembelih persembahan di sisinya serta diadakan hari jadi buatnya sebagai suatu acara ritual (haul).
PEMANDANGAN TRAGIS DARI SUATU PENYIMPANGAN
Renungkan oleh anda semoga Allah merahmati anda ucapan sebagian mereka ketika menceritakan kunjungan mereka terhadap kuburan Syaikh Al-Imam Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah: “Perbuatan pertama yang wajib dilakukan seorang penziarah adalah berwudhu’ secara sempurna, kemudian shalat dua raka’at dengan khusyu’, setelah itu menghadap ka’bah yang mulia (maksud mereka, kuburan Syaikh Abdul Qadir –la haula wala quwwata illa billah- dan setelah memberi salam kepada penghuni kuburan yang dimuliakan, maka dia (penziarah) mengucapkan:
(Wahai pemilik jin dan manusia! tolonglah aku, berilah aku kekuatan untuk memenuhi semua hajatku dan dalam mengatasi cobaan hidupku, tolonglah aku, wahai Penghidup agama, Abdul Qadir, tolonglah aku, wahai Wali agama Abdul Qadir, tolonglah aku, wahai Sultan, Abdul Qadir, wahai Hadhratul Ghauts ash-Shamadi, wahai Sayyidku, Abdul Qadir Al-Jailani, hambamu dan muridmu adalah orang yang dizhalimi, lemah dan amat memerlukanmu dalam seluruh urusan agama, dunia dan akhirat).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar